Cerita Strawberry di Queensland, Australia

Processed with VSCO with c1 preset

Nope. Ini bukan cerita fiksi yang nama tokohnya strawberry yaa. Ini bener-bener kisahnya si buah strawberry, yang baru-baru ini heboh dengan kasus kontaminasi nya di Australia. Tepatnya sekitar pertengahan bulan September kemarin, ada kasus ditemukannya jarum jahit di tengah buah strawberry, dan ini ditemukan di beberapa wilayah di Australia. Iya beneran jarum jahit di tengah-tengah buah nya. Karena masih dalam proses investigasi sumber nya, untuk cari aman, supermarket besar langsung me-recall produk strawberry nya. Pemerintah setempat juga sempet alert untuk tidak mengkonsumsi strawberry dulu. Malah sempat juga ber kilo kilo strawberry itu dibuang dan dihancurin.

Queensland, sebagai salah satu produsen terbesar strawberry yang paling dirugikan, terutama para petani-petani nya. Yang sebenarnya strawberry lagi in season, malah banyak yang dibuang dan dihancurkan. Beberapa campaign mulai bermunculan untuk meminimalisir kerugian, dan agar orang-orang juga nggak takut makan strawberry lagi. Salah satu campaign yang lumayan banyak berseliweran di socmed saya itu “cut them up, not cut them (the farmer) out”.

Processed with VSCO with c1 preset
Captured by Dian (IG: @diankusuma.n)

Campaign lainnya yang bikin saya pengen posting ini adalah “Strawberry Sundae Fundraiser for Farmer” yang baru aja dilaksanakan Rabu, 26 September 2018 kemarin. Whats so important about this sundae ice cream? Karena es krim sundae strawberry ini legend nya Queensland. Setiap tahun, Queensland punya acara exhibition tahunan yang namanya EKKA Royal Queensland Show. By the way, EKKA itu kependekan dari Exhibition yaa. Typical orang Aussie banget deh suka nyingkat-nyingkat bahasa gitu hehe. Anyway, es krim sundae strawberry iconic ini selalu ada setiap tahun di acara Ekka, sebagai bentuk fundraiser untuk medical research rumah sakit setempat.

Processed with VSCO with c1 preset

Nah Rabu kemarin ini, di depan city hall  King George Square lah es krim sundae strawberry iconic nya Queensland ini pertama kali dijual diluar acara EKKA itu sendiri. Jadwalnya dari jam 7 pagi sampai 18.30. Berhubung ini hari Rabu ya, jadi saya nggak nyangka akan se ramai itu. Ternyataaa ruamee sekalii lho. Kayaknya setengah warga Brisbane ngumpul semua deh di city. Orang-orang se-antusias itu lho beli es krim seharga $5. Walaupun ukuran es krim nya sebenarnya nggak terlalu besar, tapi nggak menyurutkan antusisasme orang-orang. Demi ikut menyelamatkan petani strawberry, mereka bela-belain  antri panjanh untuk dapetin es krim ini.

Processed with VSCO with c1 preset

Menurut artikel di ABC News ini , ekspektasi awal mereka untuk menjual 10.000 es krim, ternyata malah terjual lebih dari 14.000 es krim atau sekitar 700 kg strawberries. Nggak cuma pembeli nya aja lho yang membludak, volunteer nya pun juga. Mulai dari volunteer tenaga sampai tambahan dana. Semua orang seperti berlomba-lomba ikut membantu.

soldout
Source: ABC Brisbane Facebook

Kenapa saya sampai posting ini di blog? For me, it is a heartwarming feeling to see what these people are doing what they can to help each other.  Instead of blaming each other, they’re actually doing something to help these strawberry growers.

Thank you for this heartwarming feeling, dear Brisbane 🙂

sign

Resep Gampil: Beef Tangsuyuk

Processed with VSCO with  preset

Resep Gampil kali ini ter-inspirasi lagi sama salah satu K-drama Let’s Eat season 2. Tangsuyuk atau daging asam manis. Kalau tangsuyuk biasanya pakai pork shoulder, saya bikin versi halal nya pakai daging sapi potongan chuck steak. Sausnya juga saya rubah sedikit sama resep aslinya. Di resep asli, untuk rasa asamnya pakai cuka. Berhubung saya nggak suka banget bau cuka, jadi saus asam manis nya pakai resep yang biasa saya masak aja ya.

Di episode pertama Let’s Eat 2, ada scene yang memperdebatkan cara makan si tangsuyuk ini. Ada yang lebih suka sausnya langsung disiram ke daging nya, dan ada juga yang prefer sausnya dipisah dan dimakan sebagai dipping. Saya? Tentu saja dipisah. Obvious kan kalo dari foto diatas ya.

Untuk tekstur crispy yang maksimal, daging saya goreng dua kali. Tapi proses menggoreng yang ke-dua nya, saya lakukan persis sebelum mau di-makan. Jadi kalau mau masak ini sekalian banyak (untuk konsumsi lebih dari sekali), penggorengan yang kedua nya dadakan aja ya. Sekalian ngangetin.

Resep Beef Tangsuyuk (untuk 4 porsi)

Bahan Bumbu Marinade Daging

Daging Sapi Chuck Steak 300 gram, iris-iris sekitar 2 cm (jangan terlalu tipis biar nggak hancur ketika digoreng)

1 sdt jahe cincang

2 sdt garam

1 sdt minyak wijen

1 sdt bawang putih cincang

Bahan Adonan Tepung Daging

1 cup Tepung Maizena / Tepung Beras / Potato Starch

1 Putih Telur

Air secukupnya

Bahan Saus Asam Manis

1 sdm margarin

1/2 Bawang Bombay ukuran sedang, iris panjang-panjang

2 siung Bawang Putih, geprek atau cincang halus

Wortel potong serong tipis secukupnya

4 Sdm Saus Tomat

2 Sdm Saus Sambal

Garam Secukupnya

Gula Secukupnya

5 sdm Air

1 Sdm Tepung Maizena (larutkan dengan air)

Cara Masak

  1. Campur potongan daging dan bumbu marinade nya. Diamkan minimal 30 menit
  2. Campur semua bahan adonan tepung. Buat adonan jadi kental, sehingga daging gampang tertutup semua adonan. kemudian celup daging di adonan sampai semua permukaan daging dilumuri tepung.
  3. Panaskan minyak agak banyak (agar daging terendam). Goreng daging yang sudah dilumuri adonan sampai kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Diamkan dulu kira-kira minimal 10-15 menit sebelum di goreng yang kedua kali. Proses penggorengan kedua sampai daging terlihat crispy.
  4. Cara buat saus: Tumis bawang putih dengan margarin, sampai agak kecoklatan dan wangi. Jangan sampai gosong.
  5. Masukkan wortel dan bawang bombay. Tambahkan air dan bahan lainnya.
  6. Koreksi rasa
  7. Setelah mulai mendidih dan wortel matang, tambahkan larutan maizena sesuai dengan kekentalan yang diinginkan.
  8. Tangsuyuk siap disajikaan dengan nasi panas.

Resep Gampil : Bibimbap

Selamat hari Sabtuu..

Saya punya ide baru nih buat konten blog. Berhubung blog ini emang dari awal diniatkan sebagai jurnal, jadi saya mau mulai nulis dan share kumpulan resep gampil yang emang udah biasa saya masak sehari-hari.  Mostly, resep-resep ini juga ter-inspirasi dari banyak sumber, yang seringkali saya ubah sedikit-dikit mengikuti selera saya dan suami.

Resep gampil pertama yang mau saya share adalah Bibimbap. Simply karena ternyata punya stock foto nya hehe. Bibimbap ini seger banget kalo lagi kepingin makan banyak sayur. Gampang banget pula. Nggak perlu makan di restoran lho, karena masak sendiri juga nggak beda jauh rasanya. Bahan-bahannya juga nggak saklek kok harus jenis sayuran A atau B. Basically cuma manfaatin sayuran apapun yang ada di kulkas.  Potong-potong, masak sebentar, aduk-aduk, jadi deh! Adaptasi dari resepnya mykoreankitchen, ini dia kreasi Bibimbap gampil ala saya

bibimbap.jpg
Yang ini lupa ditambahkan telur ceplok sebelum di foto :p

Resep Bibimbap (untuk 2 porsi)

Bahan-Bahan Sayuran

Kimchi kira-kira 1 genggam

Bayam kira-kira 2 genggam

Toge kira-kira 2 genggam

Wortel potong korek api kira-kira 1 genggam

Bahan-Bahan Topping Daging

Daging Cincang 200 gram (bisa diganti protein lain seperti ayam fillet)

1 Sdm Kecap Asin

1 Sdm Minyak Wijen

1 Sdt Brown Sugar (bisa diganti gula pasir biasa)

1 Sdt Bawang Putih Cincang

Bahan-Bahan Saus Gochujang

2 Sdm Gochujang

1/2 Sdm Kecap Asin

1 Sdt Minyak Wijen

1 Sdt Gula Pasir

1 Sdt Bawang Putih dihaluskan

1 Sdm Air

Bahan-Bahan Lain

Kimchi kira-kira 1 genggam

Telur ceplok 2 buah

Nasi putih panas 2 porsi

Nori Secukupnya

Biji Wijen Secukupnya

Cara Masak

  1. Masak semua sayuran sesuai tekstur yang diinginkan. Toge dan bayam cukup di blanch aja sebentar.
  2. Masak daging cincang dengan menumis bawang putih cincang. Sampai kecoklatan dan wangi. Masukkan daging cincang, masak sampe matang. Masukkan bumbu lainnya. Tes Rasa.
  3. Campur semua bahan saus di satu wadah terpisah. Tes rasa. Saya suka yang agak asin-medok rasa sausnya. Jadi kalau dicampur semua dengan nasi dan sayur tetap gurih.
  4. Siapkan nasi putih panas di mangkok. Tata sayuran dan daging diatas nya mengelilingi pinggiran mangkok. Letakkan saus di tengah-tengah an telur ceplok diatasnya. Garnish dengan nori dan biji wijen
  5. Sebelum dimakan, jangan lupa diaduk-aduk rata semuanya..

By the way, kalo mau lebih menghayati enaknya Bibimbap, coba deh nonton cuplikan scene drama korea Let’s Eat Episode 9 di link ini.  Dijamin abis itu tambah ngiler 🙂

sign

 

 

 

 

 

 

Satu Hari Menyenangkan di Moreton Island

DSC03020

Sekitar 40 km ke arah north east dari Brisbane (atau sekitar 3 jam perjalanan), ada pulau cantik yang populer untuk day trip nya warga Brisbane atau Gold Coast, Moreton Island. Moreton dalam bahasa Aborigin artinya sand hills. Ini memang karena pulau ini dipenuhi oleh pasir. Literally pasir dimana-mana dan hampir nggak ada jalanan aspalnya. That’s why rata-rata kendaraan yang lalu lalang disana ya tipe four wheels drive.

DSC02934

How To Get There

Untuk menyeberang ke pulau ini ada beberapa alternatif boat dan ferry yang bisa digunakan. Ferry nya setipe lah sama ferry untuk nyeberang ke Lampung.  Banyak yang bawa mobil pribadi kesini.  Detailnya ada di web ini 

DSC02954

Waktu itu saya pilih gampangnya aja. Ikutan day trip yang ditawarkan Sun Rover Tour. To be exact, 1 day extreme adventure tour. Nama nya kok extreme banget ya. Padahal cuma sandboarding dan snorkeling aja kok. Dengan $135 (dan tambahan $50 untuk ferry PP), udah include semua tinggal duduk manis. Mulai dari dijemput di meeting point dekat city, transportasi selama di pulau, sand boarding, snorkeling termasuk alat, makan siang sampe di drop lagi di meeting point. Bener-bener tinggal duduk manis.

DSC03030

Sand Boarding

Aktivitas pertama begitu sampai di Moreton Island adalah sand boarding. Namanya juga pulau yang artinya sand hills, jadi ya bener-bener ada sand hills nya.

Jadi dari bukit pasir yang paling tinggi (sand dunes), kita akan meluncur dengan yang disebut toboggan. Toboggan itu papan seluncurnya. Biasanya terbuat dari papan kayu triplek gitu. Instead berdiri macam surfing, pemula-pemula gitu biasanya tiduran dengan dada menempel di toboggan, dan kepala diangkat setinggi mungkin selama meluncur. Tujuannya tentu aja biar muka nya nggak ketumpruk pasir-pasir itu. Oh itu teorinya. Karena pas pertama kali meluncur, tentu saja mukanya ketumpruk pasir. Sand all over my face. Literally. Semacam berasa kumur-kumur pasir abis itu. Deg-degan tapi super fun!

Processed with VSCO with  preset

Nggak cuma seru untuk sand boarding. Sand dunes nya ini cantiiikk banget. Hamparan pasir putih dimana-mana, plus langit yang waktu itu super clear biru cerah. Sayangnya pas mau sand boarding, saya nggak berani bawa kamera proper karena takut malah kegores pasir-pasir itu.

IMG_20180422_111812_HDR

Foto-foto diatas cuma pake kamera handphone jadi hasilnya kurang maksimal. To proves how beauty the sand dunes there, ini saya kasih juga foto-foto yang diambil dari instagramnya Queensland yaa

 

sand dunes - Qld IG
Source: @queensland’s Instagram Account

 

Blue Lagoon

Sebenernya Blue Lagoon ini nggak termasuk di usual itinerary trip, cuma karena waktu itu ferry yang jemput jadwalnya sedikit lebih sore dari hari biasa, kita ada waktu sebentar buat berenang disini. Lumayan lah buat bersihin pasir yang nempel.

Blue Lagoon ini adalah natural fresh water lake. Di tengah pulau pasir yang dikelilingin air laut, ada si Blue Lagoon ini.  Sedihnyaa, paas banget sampe di Blue Lagoon ini hujan dong. Jadi lagi-lagi saya ngga berani bawa kamera. Padahal cakep banget. Airnya jernih bening. Kalau lagi beruntung, kita bisa liat shellfish yang lagi ngumpet-ngumpet di pasir dengan jelas.

Ini nih foto-foto cakep nya Blue Lagoon yang saya ambil di situsnya tangalooma.com

 

blue lagoon 2
Source: https://www.tangalooma.com

 

 

blue lagoon 1
Source: https://www.tangalooma.com

 

Snorkeling

Obviously kalau ke pulau gini sih pasti pada snorkeling. Ada pilihan kayaking juga sebenarnya kalo ngga mau snorkeling. Cuma waktu itu di grup trip saya sih pada prefer snorkeling semua. Saya? Kebetulan waktu itu lagi ada si tamu bulanan, jadi nggak berani berenang di laut lah ya. Takut didatengin hiu hehe.

Hari itu angin lagi super kenceng end up with arus ombak yang juga lagi kenceng banget. Yang pada mau snorkeling jadi bener-bener struggle deh.

Processed with VSCO with  preset

Snorkelingnya sendiri ada tempat khususnya, yaitu si ship wreck. Buatan sih kayanya. Cuma katanya sih cakep ya underwater nya. Walaupun menurut saya air lautnya kaya nggak se-jernih itu. Mungkin Raja Ampat gitu malah lebih bagus ya hehe.

 

29415442_1248339548601975_237908245799239680_n
Source: @queensland’s instagram account

 

Jadii apakah worth it bagusnya Moreton Island dengan $185? yess.. Apalagi cuma tinggal duduk manis. Pulau nya menyenangkan kok. Sensasi naik jeep four wheels di pinggir pantai tu seru banget siih. Apalagi sepanjang jalan lihat yang begini…

DSC02949

Processed with VSCO with  preset

DSC03021

Anyway, ternyata pulau ini tu lumayan besar. Jadi masih banyak land dan water activity yang bisa dinikmati, seperti fishing, dolphin feeding dan whale watching pas winter.

Next trip, haruskah saya icip-icip Whitsunday Island atau Fraser Island (pulau yang banyak Australian deadliest animal nya)?

sign

 

Resep Klepon Easy Peasy…

Kelapa dan gula merah. Dua komponen ingredients yang menurut saya cucok banget satu sama lain. Gurih dan manis.  Kalo ada dua makanan yang mengandung dua komponen itu, udah pasti saya doyan banget banget. Termasuk si bulat hijau klepon gemes ini.

Selama di Brisbane setahun kemarin ini saya kangen banget sama klepon. Lho kok pas pulang sebentar ke Indonesia malah nggak kesempetan makan ini. Kemudian liat beberapa temen disini bikin klepon. Iseng cari-cari resepnya, eh ternyata bikin klepon nggak susah sama sekali yaa. Bener-bener easy peasy lhoo.

Tricky nya sebenernya cuma make sure bahwa adonan tepung nya pas konsistensinya. Nggak terlalu basah yang lembek gitu. Tapi juga nggak terlalu kering keset. Harus pas. Biar pas direbus, dia pas kenyalnya. Kalo terlalu kering juga takutnya ambyar pas di rebus jadi bocor semua. Ini feeling banget sih, tapi kalo udah coba bikin sekali pasti tau kok konsistensi kaya gimana yang pas.

By the way, saya kalo buat klepon selalu dua versi. Versi yang pakai kelapa biasa dan versi tanpa kelapa. Lah bukan klepon dong namanya kalo nggak pakai kelapa? Iya abis pak suami nggak doyan kelapa parut gitu, jadi ya polosan aja luarnya. Blom kepikiran sih baiknya dibalurin apa ya selain kelapa? Kepikiran biji wijen, tapi jadi ketuker sama onde-onde nanti hehe.

Anywayy… ini resep klepon easy peasy yang saya pake. Ini resep liat dari mana mana sih, trus disesuaikan sendiri. Ini cucok banget sih buat buka puasa, atau jadi cemilan malem nya pak suami kalo lagi lembur. Semoga Bermanfaat yaa

Processed with VSCO with  preset

Resep Klepon

Bahan-bahan 

Tepung Ketan Rose Brand 1 cup (sekitar 250 gr)
Tepung Beras 1/4 cup (sekitar 50-60 gr)
Air 1 cup (sekitar 250 ml) kemudian dicampur dengan perasa pandan hijau 1/2 sdt  Kelapa parut kasar 1 cup Garam 1/2 sdt
Gula Merah secukupnya, potong chunky kecil-kecil

Cara Masak

1. Campur garam dan kelapa parut kasar, aduk rata. Kemudian kukus
selama kurang lebih 15 menit
2. Di mangkok mix, campur tepung ketan dan tepung beras
3. Masukan air pandan hijau sedikit-sedikit, sambil diaduk rata.
Air pandan tidak perlu dimasukkan semua, cukup sampai adonan dirasa
cukup moist dan bisa dibentuk
4. Siapkan air di panci besar, rebus air sampai mendidih
5. Sambil nunggu air mendidih, bulat-bulat kan adonan klepon, dan isi
dengan gula merah chunky
6. Rebus bola-bola klepon di air mendidih. Setelah klepon mengambang,
bisa diangkat
7. Balurkan bola-bola klepon yang baru matang ke kelapa parut
8. Siap disantaap…

sign

 

 

Burleigh Heads Beach, Gold Coast

Since the beautiful beach in Gold Coast is not just Surfers Paradise,

Say hello to Burleigh Heads Beach….

Processed with VSCO with c3 preset

Karena ada Commonwealth Games 2018 yang sedang diadakan di Gold Coast, hampir semua media dan blogger di Aussie menyorot Gold Coast. Trus dari situ jugalah saya baru aware kalau Burleigh Heads ini cantik luar biasa. Silahkan dinikmati foto-foto Burleigh Heads ini, mudah-mudahan cukup mewakili ya cantik nya Burleigh Heads ini.

Processed with VSCO with c3 preset

Processed with VSCO with c3 preset

Processed with VSCO with c3 preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Setelah beberapa minggu sebelumnya ada  Tropical Cyclone Iris di bagian east coast Aussie, jadi lumayan khawatir kalo pas saya ke Burleigh Heads pas hujan atau mendung. Eh Alhamdulillah hari itu cerah banget, dan menyenangkan karena ngga banyak angin jadi nggak panas. Ombak juga sepertinya lagi bagus, karena buanyak mas dan mbak surfers bertebaran.

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with c3 preset

Nggak cuma surfing, warga Aussie yang suka banget jalan dan olahraga juga meramaikan National Park nya. Yes as expected, ada national park juga di Burleigh Heads. Ada dua track disana. Track 1 dengan sea view yang medannya nggak terlalu steep dan nanjak, jaraknya juga lebih pendek. Track 2 dengan mountain view yang tentunya lebih steep dan lebih jauh km nya. Saya pilih yang mana? Tentunya track 1 doong, dengan harapan bisa dapet foto sea view yang lebih banyak.

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Eh ternyata sedang kurang beruntung. Sepertinya karena badai sebelumnya, hari itu track 1 ditutup. Berhubung nggak mau ngoyo nyoba track 2 jadi saya dan suami cuma piknik duduk-duduk bengong menatap laut aja. Berhubung banyak area rumput yang menghadap ke laut, jadi banyak juga yang piknik duduk disini. Main di pantai yang nggak perlu basah-basahan ya gini hehe.

Processed with VSCO with c3 preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Burleigh Heads ini sekitar 87km dari Brisbane CBD, dan transportasi umum ke Burleigh Heads ini juga gampang banget. Tinggal naik kereta tujuan Gold Coast dan turun di stasiun akhir Gold Coast, yaitu Varsity Lakes Station. Kemudian naik bus route 753 atau 757 dan turun langsung di Burleigh Heads, depan pantai nya persis. Detail transportasi umum bisa dicek di web nya translink langsung ya.

Processed with VSCO with  preset

2018-04-13-10-21-31-1.jpg

So happy karena di Aussie buanyak pantai cantiik. Next, mungkin mau ke Moreton Island. Nantikan foto-fotonya yees..

sign

 

Get Crikey in Australia Zoo

Processed with VSCO with  preset

Di tengah-tengah two days concert nya Ed Sheeran di Brisbane kemarin, dia sempet main-main ke Australia Zoo. Setelah baca artikelnya, saya jadi inget deh masih utang belum share tentang Australia Zoo.

Yang lumayan bikin Australia Zoo ini spesial adalah karena ownernya, yaitu Steve Irwin. Yes, that Steve Irwin yang terkenal sama jargonnya “Crikey” dan suka banget sama Crocodile. Nggak heran kalo Australia Zoo ini sampe dijulukin Home of The Crocodile Hunter. Koleksi crocodile nya buanyaak banget. Hewan-hewan nggak umum lainnya juga banyak mulai dari Meerkat, RIng-Tailed Lemur, Tazmanian Devil. Koala dan Kangguru sih udah pasti ada. Walaupun menurut saya, kalo mau puas main sama koala dan kangguru better ke Lone Pine Koala Sanctuary.

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Australia Zoo ini lokasinya di Beerwah, Queensland. Lebih tepatnya di Steve Irwin Way. Yes, nama jalannya aja udah Steve Irwin Way. Sekitar 70an km dari Brisbane City. Jauh yaa? Cuma akses transportasi umum tetap ada dan nyaman kok. Dari Central Station Brisbane naik train tujuan Caboolture, turun di Caboolture Station dan lanjut Bis rute 649. Nanti turunnya persis di depan Australia Zoo. Kurang lebih 2 jam perjalanan lah. Detailnya bisa langsung cek web nya translink ya

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Tiket masuk nya lumayan pricey sih. $59 untuk Adult, $47 untuk Student dan $35 untuk Children. Tapi menurut saya worth it kok harga segitu. At least sekalii aja harus intip Australia Zoo ini.

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Diantara Zoo yang pernah saya datengin di Aussie, Australia Zoo ini lumayan yang paling bagus. Bukan cuma karena variasi hewan atau show nya, tapi landscape dan scenery di zoo ini juga baguus banget. Di lahan sekitar 4- hektar itu bener-bener dibikin se-natural mungkin, disesuaikan sama habitat asli si hewan. Apalagi area yang Afrika. Cakeep. Sayangnya waktu saya kesana lagi banyak area yang ditutup untuk renovasi, tapi bisa ngintip sedikit sih, dan itu beneran cakeep.

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Processed with VSCO with  preset

Sebelum ke Australia zoo, saya saranin cek cek website nya dulu untuk cek interactive map dan jadwal showtime nya, biar bisa manage waktu dan puas dapetin semuanya. Bisa langsung klik ini untuk cek website nya ya.

sign

March On

lights-night-unsharp-blured

Hello! Ternyata udah lama juga ya saya nggak nulis disini. Postingan terakhir awal November tahun lalu, berarti udah kurang lebih 4 bulan saya nggak nulis.

So much happened in these last four months. Salah satu yang paling major adalah persiapan pindahan rumah di Brisbane. Pros : Lebih dekat kampus, lebih bagus rumahnya dan definitely lebih nyaman. Cons: Lebih mahal dan posisinya persis di “bukit”. Jadi perjalanan sehari-hari kami dari/menuju ke rumah ini pasti harus mendaki bukit. Welcome to betis berotot. I’m not complain though, saya emang anaknya harus dipaksa gini buat olahraga 😀

Speaking of pindahan rumah kos disini, sistemnya lumayan ribet. Mulai dari cari-cari info rumahnya, inspection, more inspection sampe mabok, filling out the application, more application sampe akhirnya aplikasi kita di approve  dan dapet rumahnya. Kalo di reject? Ya kembali ke tahap awal.

By the way, november sampai dengan februari kemarin adalah summer break nya suami. Jadi saya nggak nulis ini karena……. liburaan of course hehe.  Saya dan suami puas banget jalan-jalan plus kulineran sekitar Brisbane dan Quensland, spent our Christmas dan Boxing Day di Brisbane City, menikmati New Year’s Fireworks di pinggir Brisbane River, Southbank sampai akhirnya pulang ke Indonesia selama sebulan. Kurang puas sebenarnya cuma sebulan di Indonesia, tapi cukup lah temu kangen sama keluarga dekat, sahabat-sahabat dan tentunyaaa makan-makan.

Banyak deh sebenernya yang mau saya tulis disini, karena banyak tempat-tempat seru yang kami datangin selama liburan kemarin. Mulai dari The Australia Zoo nya Steve Irwin, Redcliffe yang famous dengan Bee Gees Way nya, sampai The Stradbroke Island yang cantiknya masya Allah. Nanti coba saya draft satu-satu deh, terutama yang Stradbroke Island. This place is sooo good that you all guys really need to see.

Anyway, kenapa judulnya March on? Since it is two days before March and “march on”can also meaning for moving forwards. Due to my blogging absence for these four months, this post is a symbol for me to keep moving forward? Get it? 😀

sign

Makan Meriah di Eat Street NorthShore, Queensland

Familiar dengan konsep dining place yang pake shipping container kan?

Kalau di Seoul ada Common Ground yang lagi hits, sedangkan di Jakarta ada  Food Container di Lebak Bulus dan Southbox di Prapanca Kemang dengan konsep serupa.

Di Queensland? Ada Eat Street Northshore

2017-10-28-07-31-31-1.jpg

Eat Street Northshore, salah satu tempat makan yang akan saya recommend buat yang lagi di Brisbane. Lokasinya di Macarthur Avenue, Hamilton, tepat di samping river. Dari suburbs tempat saya tinggal cukup naik Ferry CityCat aja sampai pmberhentian terakhir. Jalan kaki sekitar 600 meter udah langsung disambut container merah kuning biru Hello diatas.

Eat Street ini salah satu yang saya pingin banget datengin dari pertama kali saya di Brisbane, karena kalau cek instagramnya, makjang, banyak banget makanan yang pingin dicobain. Jadi ekspektasi saya kesana adalah mau makan sepuasnyaa. Nggak expect sama sekali kalo ternyata tempatnya cakep bangettt. Kirain cuma kaya foodcourt konsep shipping container gitu, eh ternyata super colorful dan meriah. Apalagi waktu itu pas Halloween.

Processed with VSCO with c1 preset

Untuk masuk area Eat Street, ada entrance fee sebesar $2,5 untuk adults 12 tahun keatas (Kids under 12 are free!). Pilihan makanannya buanyaak banget. Bar, snacks, heavy Meal sampai pilihan desserts nya lengkap kap. Asian food, European food, South American food, you named it, ada semua deh kayaknya. Kalau pusing liatin satu-satu, bisa mikir dulu dari rumah mau makan apa disana, cek menu nya disini

Waktu itu kebetulan kami berdua sama-sama tertarik sama makanan south american. Dari dua booth yang berbeda, kami pesan Argentine Ribs dan Peruvian Yellow Chicken (pardon the ‘not so pretty photos’) yang keduanya sama-sama pakai paella. Sedangkan dessertnya nyobain Nutella Icecream with Cronuts yang porsinya huge! Enak dan super kenyang!

Yang tambah bikin seru nongkrong di Eat Street ini adalah crowdnya! nggak cuma disuguhin makanan enak dan dekorasi yang meriah, disini juga ada beberapa area stage entertainment, seperti live music, street magician dan fire performers yang jalan-jalan. Eat Street is such a carnival.

2017-10-28-07-33-04-1.jpg

2017-10-29-07-36-07-2-e1509945357584.jpg

Processed with VSCO with s1 preset

Processed with VSCO with s3 preset

2017-10-28 07.33.49 1

Eat Street buka setiap weekend. Jum’at dan Sabtu dari jam 4 sore sampai 10 malam, sedangkan hari Minggu jam 11 sampai 8 malam. Tips dari saya, kalau kesini enakan sore-sore pas masih terang . Selain karena belum terlalu ramai dan masih nyaman untuk pilah-pilih makanan, buat foto-foto juga masih cakep banget. Ehem tapi ya pengecualian untuk yang berkamera kece untuk foto malem-malem yaa 😀

sign

 

 

[Book Review]: Paris For One, And Other Stories by Jojo Moyes

Processed with VSCO with  preset

Beberapa tahun  terakhir, saya sempat agak skeptical sama genre novel chicklit. Sudah sangat jarang beli novel genre ini, dan prefer baca thriller genre atau non-fiction sekalian. Kecuali untuk beberapa penulis favorit yang emang saya tungguin bukunya. Semenjak di Brisbane, berhubung ada fasilitas library yang koleksi bukunya lumayan lengkap, malah jadi baca genre ini lagi.

Ini buku Jojo Moyes pertama yang saya baca. Saya tau sih kalo bukunya Jojo Moyes ini lumayan hits tapi sebelumnya nggak pernah tertarik untuk beli. Sampai kemarin nemu buku ini di library. Jujur aja, salah satu yang bikin saya tertarik baca awalnya ya cover hardback nya hehe kebiasaan. Eh ternyata sukaaa juga ceritanya.

 (Baca: Dont (Sometimes, I) Judge A Book By Its Cover)

Paris for One And Other Stories. Buku ini dipublish pertama bulan Oktober 2016. Total ada 11 cerita di buku ini. Paris for One, Between the Tweets, Love in the Afternoon, A Bird in the Hand, Crocodile Shoes, Holdups, Honeymoon in Paris, Last Year’s Coat, Thirteen Days with John C, Margot dan The Christmas List. Paris for One adalah cerita pertama dan cerita yang paling panjang. Sisanya semacam short stories. Somehow, each stories in this book gives me different feelings. Good one. Ada cerita yang ending nya unpredictable, ada juga yang lumayan predictable tapi tetap menyenangkan untuk dibaca. Benang merah dari kesebelas cerita ini cuma perspektif dari tokoh utama perempuan tentang relationship mereka yang sedang bermasalah.

Dua favorit saya yaitu yang judulnya Crocodile Shoes dan Honeymoon in Paris. Crocodile Shoes ini somehow kayak meng-encourage perempuan (khususnya Ibu) untuk sedikit lebih bisa menikmati hidup dan percaya diri.

Sedangkan Honeymoon in Paris, ini adalah cerita kedua terpanjang setelah Paris for One. Ada dua latar belakang di cerita ini, Paris tahun 1912 dan tahun 2002. Cerita yang berbeda dengan tokoh yang berbeda juga. Cuma mirip alurnya, dan keduanya sama-sama terkait dengan honeymoon di Paris. Saya suka alur dan pemilihan kata-katanya, khususnya untuk cerita yang tahun 1912. Walauu

Setelah membaca sampai selesai buku ini, saya langsung setuju dengan salah satu komentar di bagian cover belakang buku ini, yang menurut saya benar-benar menggambarkan buku ini yaitu:

“Moyes somehow manages to break your heart before restoring your faith in love”

Sunday Express

Jadi pengen baca bukunya Jojo Moyes yang lain 🙂

sign