[Book Review]: Paris For One, And Other Stories by Jojo Moyes

Processed with VSCO with  preset

Beberapa tahun  terakhir, saya sempat agak skeptical sama genre novel chicklit. Sudah sangat jarang beli novel genre ini, dan prefer baca thriller genre atau non-fiction sekalian. Kecuali untuk beberapa penulis favorit yang emang saya tungguin bukunya. Semenjak di Brisbane, berhubung ada fasilitas library yang koleksi bukunya lumayan lengkap, malah jadi baca genre ini lagi.

Ini buku Jojo Moyes pertama yang saya baca. Saya tau sih kalo bukunya Jojo Moyes ini lumayan hits tapi sebelumnya nggak pernah tertarik untuk beli. Sampai kemarin nemu buku ini di library. Jujur aja, salah satu yang bikin saya tertarik baca awalnya ya cover hardback nya hehe kebiasaan. Eh ternyata sukaaa juga ceritanya.

 (Baca: Dont (Sometimes, I) Judge A Book By Its Cover)

Paris for One And Other Stories. Buku ini dipublish pertama bulan Oktober 2016. Total ada 11 cerita di buku ini. Paris for One, Between the Tweets, Love in the Afternoon, A Bird in the Hand, Crocodile Shoes, Holdups, Honeymoon in Paris, Last Year’s Coat, Thirteen Days with John C, Margot dan The Christmas List. Paris for One adalah cerita pertama dan cerita yang paling panjang. Sisanya semacam short stories. Somehow, each stories in this book gives me different feelings. Good one. Ada cerita yang ending nya unpredictable, ada juga yang lumayan predictable tapi tetap menyenangkan untuk dibaca. Benang merah dari kesebelas cerita ini cuma perspektif dari tokoh utama perempuan tentang relationship mereka yang sedang bermasalah.

Dua favorit saya yaitu yang judulnya Crocodile Shoes dan Honeymoon in Paris. Crocodile Shoes ini somehow kayak meng-encourage perempuan (khususnya Ibu) untuk sedikit lebih bisa menikmati hidup dan percaya diri.

Sedangkan Honeymoon in Paris, ini adalah cerita kedua terpanjang setelah Paris for One. Ada dua latar belakang di cerita ini, Paris tahun 1912 dan tahun 2002. Cerita yang berbeda dengan tokoh yang berbeda juga. Cuma mirip alurnya, dan keduanya sama-sama terkait dengan honeymoon di Paris. Saya suka alur dan pemilihan kata-katanya, khususnya untuk cerita yang tahun 1912. Walauu

Setelah membaca sampai selesai buku ini, saya langsung setuju dengan salah satu komentar di bagian cover belakang buku ini, yang menurut saya benar-benar menggambarkan buku ini yaitu:

“Moyes somehow manages to break your heart before restoring your faith in love”

Sunday Express

Jadi pengen baca bukunya Jojo Moyes yang lain 🙂

sign

Don’t (Sometimes, I) Judge A Book by Its Cover

Untitled-3

Jadi beberapa minggu lalu, saya baru main-main ke Brisbane City Library. Ternyata seru banget deh. Koleksi buku nya juga lumayan lengkap. Ketentuan untuk minjem buku nya juga seru banget. Sekali pinjam bisa sampai maksimal 20 buku, untuk jangka waktu sebulan kalau nggak salah. Langsung deh saya nge-list mau pinjem buku apa aja, dan sebelumnya liat review nya dulu di Goodreads. Anyone here a Goodreads user? Mine is https://www.goodreads.com/danuriaparamastri

It’s been a long long time since I updated my Goodreads profile again. Sebenernya sih saya lebih sering pake goodreads untuk cek review buku, dan untuk liat ada buku baru apa yang jadi favorit orang-orang.  Last time I checked their recommendation, there are several  books (some are newly published and some are not) I found interesting to read. Dalam hal cover buku dan preview isinya, oh well mostly sih karena cover nyaa.

Iya saya sering pilih buku based on covernya. Apalagi kalau penulisnya saya belum kenal atau belum pernah baca karya sebelumnya. Anywaay, ini list buku-buku yang baru aja masuk “want to read” list saya pribadi. Covernya gemes dan preview isinya juga menarik deh. Bisa langsung klik di cover image nya untuk cek detailnya di Goodreads ya

Jolie Kerr

My Boyfriend Barfed In My Handbag – And Other Things You Can’t Ask Martha By Jolie Kerr

11855663

The Perfectly Imperfect Home: How To Decorate And Live Well By Deborah Needleman & Virginia Johnson (Illustration)

6422680

 Lunch in Paris: A Love Story with Recipes by Elizabeth Bard

31434883

  Eleanor Oliphant is Completely Fine by Gail Honeyman

33280160

      What We Lose by Zinzi Clemmons

32969150

      Stay With Me by Ayobami Adebayo

32508637

See What I Have Done by Sarah Schmidt

32969710

What She Ate: Six Remarkable Women and The Food That Tells Their Stories by Laura Shapiro

13526165

 Where’d You Go Bernadette by Maria Semple

33503580

The Wangs vs The World by Jade Chang

 Jadii, ada yang kayak saya nggak, suka baca buku based on covernya dulu? 😀

sign

[Book Review] Goodbye, Things: The New Japanese Minimalism

Processed with VSCO with s1 preset

Setelah teracuni dengan konsep capsule wardrobenya Caroline Joy (Un-fancy)  dan KonMarie method nya Marie Kondo , sekarang saya tertarik dengan akarnya dua konsep itu, yaitu Minimalism. Sering denger nggak sih  akhir-akhir ini makin banyak orang yang memilih untuk hidup se minimalis mungkin (or often called as a minimalist).

Goodbye,Things: The New Japanese Minimalism. Saya tahu buku ini pertama kali dari percakapan orang di Instagram. Siapa orangnya malah saya lupa hehe. Karena judulnya menarik dan saya lagi penasaran sama konsep minimalism ini jadi baca deh. Langsung cari di google playbook, dan kebetulan lagi diskon waktu itu jadi cuma Rp.150.000 sekian. Kalau cari di toko buku sini sih udah pasti minimal 20 dollar an hehe.

_k18DAAAQBAJ

Buku ini banyak direkomendasikan untuk orang-orang yang pingin tau apa itu gaya hidup Minimalism. Well written by another Japanese author, Fumio Sasaki, cowok Jepang 35 tahun yang berprofesi sebagai editor di publishing company. Tinggal di sebuah apartemen kecil dengan furniture yang sangat minimalis, termasuk isi lemari bajunya juga sangat minimalis.

2285
source: theguardian.com

 

“Tyler Durden said it best in the film Fight Club: “The Things you own end up owning you”

Kalimat diatas saya quote dari salah satu chapter awal di buku ini, chapter yang menceritakan kenapa si penulis pada akhirnya memutuskan untuk jadi seorang minimalist. Ada saat di hidupnya dia merasa terus kekurangan dan tidak happy. Hingga akhirnya rumahnya dipenuhin oleh barang-barang yang sbenernya nggak terlalu dibutuhin dan endingnya nggak kepake.

“If you are anything like I was, dissatisfied with your life, insecure, unhappy –try reducing your belongings, You’ll start to change”

Jadi sebenernya minimalism itu apa? Menurut Fumio Sasaki, “Minimalism is a method for individuals to find the things that are genuinely important to them, Minimalists are people who know what’s truly necessary for them versus what they may want for the sake of appearance…”

Dalam bukunya, Fumio Sasaki juga membagikan tips untuk membantu kita saying goodbye to things. Ada 55 tips dan banyak diantaranya yang “jleb” banget kayaknya buat kita para hoarders 😀

2280
source: theguardian.com

 

Overall, untuk buku non-fiction, buku ini ringan banget kok. Bacanya nggak bikin mikir. Banyak hal-hal baru, dan quote-quote yang ciamik. Mungkin karena penulis juga cerita apa yang dialamin sendiri ya, jadi sangat applicable di kehidupan sehari-hari.

Oh dan satu lagi, setelah baca buku ini, saya semakin yakin banget penulis sangat nge-fans dengan Steve Jobs dan agak Apple product-minded. Jadi ada part dimana penulis bilang “you aren’t likely to be five times happier when you get a $500 ring as opposed to one that costs $100”, karena toh sama-sama cincin. Eh tapi di beberapa part lain dia menyebutkan Apple product adalah salah satu yang menganut minimalism karena hanya ada 1 button dan minimum wires dan sebagainya. Padahal menurut saya pribadi, Apple itu menang mahal aja. Kalau untuk fungsi sih ada yang lain sama tapi nggak se-mahal Apple hehe.

Tapi itu personal opinion saya aja sih, tetap tidak mengurangi pandangan saya akan buku ini dan apa maksud penulis yaa.

Selain buku ini, saya juga baru nonton film dokumenter di Netflix yang judulnya Minimalism. Next post akan saya bahas tentang film itu yaa.

sign

5 Simplest Japanese Dishes – Inspired by Shinya Shokudo

Here am I again. Talking about Shinya Shokudo series again.

Among all dishes in Shinya Shokudo, there are five simplest dishes, that I know everyone is definitely can make this. Even my “student” husband who temporarily has to cook his own food 😀

you can read my 1st post about Shinya Shokudo here

I’ve watched the all three seasons plus the movie, and I’m taking notes of every dish that I think pretty simple and tasty. How the master made it, the steps and even the tips from the ending of the episodes. However, since Shinya Shokudo is really not a cooking show, some episodes did not reveal the complete recipe. That is why I googled them again and save it for later.

For those who’s curious much but don’t have time to watch, I’ll share some blog links which cover those dish recipes. Simply click on the image to get the recipe.

For your information, they’re all deliciously easy to make

1. (Canned) Tuna Mayo Bowl : Season 2 Episode 5

tuna-mayo-rice-bowl

A delicious dish made from canned goods ! My husband will definitely love this.  It is basically similar with the fillings of onigiri. I found this blog who share the detailed recipe of this dish, which also inspired by Shinya Shokudo.

2. Potato Salad: Season 1, Episode 4

potato-salad

Getting bored with regular french fries, boiled potato or mashed potato? This could be the idea of how to finish your potato supplies

3. Egg Sandwich: Season 1, Episode 7

eggsandwich

Perfect for breakfast or even as a picnic food. I personally will add some greens like lettuce in it. Just to make it more crunchy and healthy as well.

4. Katsudon : Season 1, Episode 6

katsudon

One of my favorites Japanese food. I’ve made it several times and still not bored with it.

5. Butter Rice: Season 1, Episode 5

butter-rice
Captured from the series

 

The simplest dish ever that I don’t know if it really is a dish. It only needs 3 ingredients: butter, rice and shoyu (soy sauce). It is that simple that I don’t need to find the complete recipe. They already reveal it all in the show.

Shinya Shokudo version:  Add the butter to the hot rice. To melt it, put some rice on the top of butter. Then, be patiently waiting until all the butter is melted. After that, add a bit of shoyu (soy sauce) on it. Mix it well.

I made butter rice few times in a different way. I usually mix the washed uncooked rice with butter and chopped onion in the pan first, before cook it properly in the rice cooker. But the simplest one also looks tasty and worth to try.

So? Drooling already? 😀

sign

SHINYA SHOKUDO – MIDNIGHT DINER TOKYO SERIES

As the day comes to end, and people make their way home, my own day begins.

My business hours start from midnight to 7am. People called my restaurants Midnight Diner

manga-shinya5-546x364

Cooking show or movie about food/cooks never bored me. There’s something about watching the food being prepared. The exaggerated sounds of onions being chopped, sizzle sounds from a very hot pan, vegetables sliced being stirred. It makes me calm and excited at the same time

Shinya Shokudo or Midnight Diner. A less than 30 minutes series which instantly become my favorite since the first episode. As the title said, Midnight Diner is about a side street diner in a small road in Japan which starts open in the midnight. The owner/chef is called by Master. Each story in every episode is not related to each other. The only thing related is only the street diner and the master itself.

In that small diner, there are always the sleepless customers who will share each other’s gossips, secrets, and tales. Sometimes they’re cravings for some food which instantly reminds them of some story in the past. You can find each episode focus on a new character and one dish theme. It is fun to know there are a lot of Japanese dishes which not served in the Japanese restaurant.

 All the characters are described uniquely and colorful.

One episode, there are Ochazuke sisters who struggle between keep their friendships while looking for a true love dream.

There is a successful porn movie star who loves to eat Potato Salad which secretly regrets his decisions.

There is also a cool yakuza guy who loves to eat his wiener sausage in octopus cut; befriend with an old man,  owner of a gay bar, who loves his Tamago with a bit of sugar.

Basically, the theme of the stories is very close to the reality, but most of the times it feels depressed and sad. But still interesting to watch and makes you smile at the end J. Plus, they gave some cooking tips regards to the one theme dish in that story.

Midnight Diner or Shinya Shokudo has three seasons (each season has 10 episodes) and one movie. In my opinion, watch the series first before heading to the Movie. Both movie and series have similar characters, but there is no characters introduction in the movie.

Since tomorrow is weekend, you should give this series a try. I guarantee that after watching this, you’ll craving for some Japanese food 😀

My favorite food theme in this series is Season 1 eps 5: Butter Rice. A super simple yet inspiring recipe to make the butter rice. It definitely makes me mouth watering 😀 😀

Quoted from this blog,

“If eating a particular dish has ever caused you to reflect on moments from your past, I absolutely recommend you give Shinya Shokudo a chance”

Happy watching  🙂

sign

Why I Can’t Still Move on From Lalaland

Udah lebih dari dua minggu sebenernya saya nonton film ini, tapi belum juga bisa move on. yes it is that gooood. 7 nominations and 7 wins in Golden Globe, you think? Blom lagi 14 oscar nominations. That ties it with “Titanic” and “All About Eve” for most Oscar nominations ever, dan ini film musikal lhooo.

Why I love them that much?

Their “hopelessly romantic but not too cheesy” love story

Duh apapula ya bahasanya, hopelessly romantic but not cheesy itu. Intinya nonton Mia-Sebastian bisa bikn senyum-senyum sendiri tapi nggak norak receh 😀  Yang udah nonton pasti ngerti maksudnya. Yang belum nonton, please watch, you’ll love it..

The unpredictable ending scene – SPOILER ALERT!!

Walaupun ending nya nggak happy-happy amat, tapi saya masih bisa keluar bioskop senyum dan seneng kok. Apalagi bagian flashback scene di ending itu. Super favoriit..

JOHN LEGEND !!

Karena sebelum nonton emang nggak berusaha cari tau siapa aja yang main, jadi surprise banget ada penyanyi favorit inii. nyanyi pulaa dia. duuh…

Their Original Soundtracks

Hampir setiap malam, yang saya selalu putar di spotify ya soundtrack nya Lalaland ini.. Namanya juga musical ya, jadi lagu-lagu nya tuh bervariasi untuk banyak scene. Tapi masih sangat bisa dinikmati kok. Bukan typical musical yang dikit-dikit nyanyi tapi maksa.

My best three songs adalah City Of Stars (main song nya), A lovely night (pada saat mereka nari-nari di sunset itu :)) , dan yang terakhir The Fools Who Dream (Audition song)

Here’s to the ones who dream. Foolish, as they may seem. Here’s to the hearts that ache. Here’s to the mess we make

sign

KonMarie Method Changes My Habit

Processed with VSCO with hb1 preset

“Pernahkah Anda berbenah gila-gilaan, tetapi tak lama berselang mendapati bahwa rumah atau ruang kerja Anda telah kembali acak-acakan?”

 Kalimat kojo diatas yang bikin saya langsung nggak sabar nyontek tips nya KonMarie ini. Sejak nikah dan tinggal sendiri, kemudian nggak ada mbak yang bantuin beberes, saya mulai ngerasain banget tricky nya beberes rumah. Udah mau beresin gila-gilaan juga cepet banget berantakannya lagi.

 Sesuai gambar yang udah mejeng paling atas, buku ini berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up, oleh Marie Kondo. Metode beres-beres nya kemudian dinamakan KonMarie method. 

 What’s so special sih dari kegiatan beres-beres rumah? Kenapa sampe life-changing banget?Duh banget lhooo, terutama untuk ibu rumah tangga atau siapapun yang tinggal sendiri dan harus beresin rumahnya sendirian. Somehow, KonMarie method ini ngajarin kita cara beres-beres yang bikin nggak gampang berantakan lagi.

 Basically saya nggak akan jelasin panjang lebar gimana intinya KonMarie method ini. Karena sebenarnya metode ini udah banyak sekali dibahas dan ditulis artikelnya. Coba googling dan cek di youtube tentang KonMarie Method ini, you’ll find so many people explains it interestingly. Two of my favorite articles about it are from LivingLoving and Kayla in The City.

 Yang akan saya tulis disini adalah  kalimat-kalimat menarik yang saya temukan di buku , mulai dari tips sampai dengan bad habit  saya dalam menyimpan barang, dan saya lumayan yakin kalo bad habit ini juga banyak dilakukan orang-orang sekitar saya. Okey, ready?

 “DILARANG MENGALIHFUNGSIKAN PAKAIAN JADI BAJU RUMAH”

 Ha! This is exactly what I did. Biasanya untuk baju-baju atasan atau celana bahan yang dirasa udah nggak kece untuk dipakai keluar rumah, tapi terlalu sayang untuk dibuang. Solusinya : Donate! Baju-baju yang tertimbun lama di lemari akan sangat bermanfaat bagi banyak orang yang membutuhkan 🙂

 “UNTUK MENYIMPAN BARANG, KUNCINYA ADALAH MEMBERDIRIKANNYA ALIH-ALIH MENIDURKANNYA”

…. dan juga berlaku untuk pakaian. Please check this cute Vlog from Lavendaire. Disitu dia banyak contohin cara melipat pakaian ala KonMarie, jadi bisa di berdiriiin.Saya udah coba, dan emang efektif banget bikin lemari baju nggak gampang berantakan, karena semua baju kita keliatan dan gampang ambilnya tanpa ngeberantakin yang lain.

 Tapii…. sepertinya kalo dengan metode kayak gini, bagusnya emang model lemarinya yang drawer yaa. Bukan berarti kalo lemari model kotak-kotak yang common di Indonesia nggak bisa. Bisa juga, cuma nggak se-rapi dan se-efektif drawer. 

 “KALI PERTAMA MENJUMPAI SEBUAH BUKU ADALAH SAAT PALING TEPAT UNTUK MEMBACANYA.”

Untuk book hoarder kaya saya, kalimat diatas ngena banget. Sukanya beli-beli buku tapi kemudian belum semuanya dibaca. Menurut KonMarie, tumpukan buku-buku yang belum pernah / belum selesai dibaca, tapi udah tertunda berbulan-bulan lamanya, berarti nggak lagi menarik buat kita. 

Make sense sih. Kalo saya penasaran banget sama sebuah buku, pasti akan berusaha banget make time untuk nyelesein buku itu.

Well. sepertinya udah saatnya dadah-dadah sama tumpukan buku-buku itu ..

 “GARANSI DAN MANUAL ALAT ELEKTRONIK BISA DIBUANG”

Siapa yang yang nyimpen garansi dan manual alat elektronik? Hampir semua orang deh kayaknya. Sadar nggak sih kalau garansi itu kan seringkali cuma berlaku satu tahun? Jadi udah berapa banyak garansi kadaluarsa yang kita simpan?

 Berlaku juga untuk buku manual. Saya adalah tipe yang nggak pernah baca buku manual sebelum menggunakan alat untuk pertama kalinya. Sedangkan suami saya kebalikannya. Jadi saya masih simpan semua buku manual alat-alat itu. Tapii.. karena umur alat-alat itu juga mostly umurnya lebih dari 6 bulan, sepertinya udah harus saya buang.

Does KonMarie method changes my life?

Indeed.

Saya nggak sabar pingin cepat beres-beres setelah baca buku ini. Proses beres-beres juga saya nikmati benar. Hasilnya?

3 Kardus pakaian untuk di donasikan, 2 kardus buku, dan 3 kantong plastik besar sampah. Lemari pakaian saya udah bertahan 3 minggu tidak berantakan. Begitu juga dengan laci aksesoris dan rak buku.

I AM HAPPY 🙂

 Beres-beres itu seru lho, bener deh. Cobain yuk!

sign